Pada hari minggu,
14 Februari 2016 atau bertepatan dengan jumadil Ula 1437 H. Syaamil Qur’an
mengadakan pelatihan akbar tahfidz Qur’an
metode tikrar, dengan diikuti oleh 1000 peserta dari Bandung dan
sekitarnya.
Alhamdulillah,
Islamic Boarding School Baitul Ilmi berkesempatan untuk mengirimkan dua
perwakilannya pada ajang tersebut. Hal ini sebagai bentuk bukti nyata peran
Baitul Ilmi sebagai pencetak kader penghafal Al Quran terdepan khususnya di
Kabupaten Cianjur.
Dengan diwakili
oleh Ust. Abdulloh Alhadad dan Ustzh. Nita Sri Yunita, kedua utusan tersebut
berstatus sebagai Musyrif dan Musyrifah dari para santri Baitul Ilmi. Dengan
harapan, selepasnya acara pelatihan tersebut, para pembina mampu mengajarkan
kembali metode Tikrar kepada para santri angkatan pertama Baitul Ilmi.
Metode Tikrar
Dipercaya sebagai
metode penghafal paling kuat dan paling mudah, yang juga telah di akui oleh
tabiin sekelas Imam Bukhori sebagai metode hafalan terbagus. Metode tikrar
diperkenalkan dengan sebuah konsep pelatihan dan motivasi.
Diawali oleh
penyampaian cerita motivasi dari berbagai narasumber, salah satunya adalah
Fawwaz, dan Kang Entang. Nama terakhir ini adalah seorang yang di amanahi oleh
Allah sebuah kelebihan dengan tidak mampu melihat, namun dengan kelebihan
tersebut tidak lantas menyurutkan semangatnya untuk berinteraksi dengan Al
Qur’an. Bahkan, saat ini Kang Entang adalah penggiat Al Qur’an Braile untuk
orang-orang yang berkebutuhan khusus.
Sementara,
pelatihan sendiri di pimpin oleh Ust. Yudi Widiyana dengan pembawaannya yang
bersemangat dan menyenangkan. Acara sendiri berlangsung selama 4 jam, yang
dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 12.00 siang.
Inti dari metode
tikrar ini adalah pengulangan, dimana seorang tahfiz mendapatkan hafalannya
dengan cara melakukan pengulangan yang dilakukan secara terus menerus. Metode
ini diklaim memiliki sifat hafalan yang relatif lebih kuat di bandingkan dengan
metode hafalan biasa.
Dibekali dengan
mushaf khusus cetakan dari Syaamil, Metode Tikrar ini kian mudah. Mushaf khusus
metode Tikrar ini dilengkapi dengan berbagai kolom yang akan memudahkan untuk
melakukan tilawah, menghafal dan murojaah. Juga dilengkapi dengan berbagai
tanda khusus seperti tanda awal dan akhir dari maqro, pembagian halaman menjadi
Maqro dan maqta.
Setiap peserta
pada pelatihan tersebut mendapatkan sebuah mushaf tikrar, peralatan menulis,
surat pernyataan komitmen sebagai penghafal Al Qur’an dan Sertifikat.
Tanggapan dan harapan
Metode Tikrar ini
adalah metode terbaik untuk menghafal Al Qur’an dengan hasil hafalan yang kuat.
Meski demikian, metode tikrar ini memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak
dari biasanya. Alhasil dibutuhkan motivasi dan keistiqomahan yang lebih banyak.
Dengan demikian,
metode ini masih dianggap kurang tepat jika di berlakukan pada sistem
kependidikan yang dipakai di Baitul Ilmi. Setiap halaman Al Qur’an, metode
tikrar ini memerlukan waktu kurang lebih 12 jam, sehingga para santri tentu
akan kesulitan untuk mengikuti kegiatan lain yang telah di tetapkan oleh Baitul
Ilmi.
Akhirnya, metode
tikrar ini akan menjadi salah satu metode yang akan di berlakukan di Pesantren
Tahfiz Baitul Ilmi. Meski untuk sementara ini akan di tindak lanjuti lebih
lanjut dengan memusyawarahkannya dengan bagian kesiswaan dan asrama sehingga
bisa mendapat hasil metode terbaik untuk para siswa.
0 komentar:
Posting Komentar